GRESIK-Sebanyak 1.000
siswa-siswi dari tingkat Pendidikan Usia Dini (PAUD), MI Miftahul Ulum, MTs dan
SMA Raden Fatah di Desa Kesamben Wetan Kecamatan Driyorejo memiliki cara unik dalam
memperingati 1.000 hari meninggalnya mantan Presiden RI ke-4, KH Abdurrahman
Wahid atau akrab dipanggil Gus Dur.
Mereka menggelar
jalan sehat mengelilingi perumahan Driyorejo Kota Baru (DKB) mulai Desa Pasinan
sampai Kesamben Wetan. Namun, kegiatannya mirip karnaval ataupun kampanye karena
membawa poster serta spanduk untuk menyerukan
perdamaian dan anti tawuran kepada pelajar. Hal tersebut juga menjadi ajaran
dari Gus Dur sebagai Pahlawan Pluralisme sekaligus Bapak Bangsa.
“Siswa-siswi
sekarang banyak yang melupakan jasa para pahlawan, khususnya Presiden-presiden
Indonesia yang telah gugur. Dengan jalan sehat ini, juga mengenalkan kepada
siswa kepada tokoh perdamaian yaitu Gus Dur. Mudah-mudahan para siswa dapat
termotivasi dan terus belajar meraih cita-citanya seperti yang diajarkan Gus
Dur yaitu menjunjung tinggi perdamaian bagi seluruh umat manusia,” kata Kepala
Sekolah MTs Raden Fatah, Sutrisno kepada wartawan usai jalan sehat, Minggu
(07/10).
Selian
mengenalkan Sosok Gus Dur yang juga mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
(PBNU), ribuan siswa-siswi juga diajak melaksanakan pelajaran Ahlussunnah
Wal Jamaah (Aswaja). Dalam pelajaran Aswaja siswa mulai pendidikan MI
sampai Madrasah Aliah (MA) di lembaga pendidikan naungan Ma’arif sudah
diajarkan Aswaja.
Selain itu,
dengan pelajaran Aswaja di lembaga pendidikan naungan Ma’arif, siswa diajarkan
pendidikan berkarakter, yaitu karakter cinta perdamaian terhadap sesama umat
manusia.
“Kita ajarkan
cinta damai pada sesama Muslim maupun umat manusia seluruh dunia, sehingga
siswa tidak akan melakukan tawuran,”imbuh Ketua Persatuan Guru NU (Pergunu)
Kecamatan Driyorejo, Mohammad Jailani dengan ekpresi serius.(sho)
WARTA BUANA/ 19 FEBRUARI 2012
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Gresik sebaiknya tidak perlu
mengait-ngaitkan soal politik dengan urusan organisasi. Sebab untuk mengundang
Bupati Sambari Halim Radianto dan Wakilnya Mohammad Qosim bukan persoalan yang
sulit. Hal tersebut di katakan oleh Choirul Anam Bupati Lumbung Informasi
Rakyat (Lira) Gresik terkait tidak hadirnya Bupati dan Wakil Bupati pada puncak
peringatan Harlah NU ke 86.
“Tidak ada alasan jika hanya untuk mengundang Bupati saja
kesulitan PCNU kesulitan. Karena bupati selalu welcome siapapun tamu yang
datang dikantornya. Dan tidak mungkin jika memang bupati menerima undangan
tidak hadir, jangan berpolitik yang tidak populis,” ujar Choirul Anam yang
berharap PCNU Gresik bisa merangkul semua elemen masyarakat, Senin (21/2)
Sebagai kelompok masyarakat dan sekaligus pimpinan LSM, Anam
berharap NU tidak digunakan alat politik, karena akan berdampak pada baik
buruknya terhadap kerukunan sesama umat muslim. Sehingga dibutuhkan seorang
pemimpin yang tidak merespon hal-hal yang berbau adu domba umat.
“Jangan membenturkan NU dengan Bupati, karena sudah tidak
lagi jamanya. Bupati dan Wakil Bupati sebagai orang nomor satu di Gresik juga
harus bisa “ngemong” karena polemic soal undangan ini menjadi simpang siur dan mengganggu
yang seolah-olah NU menjadi milik kelompok tertentu,” jelasnya.
Sementara panitia Harlah NU Gresik mengaku telah tiga kali
kesulitan menghubungi Bupati. Karena janji waktu ketemu selalu dibatalkan
melalui ajudannya. Padahal Pergunu Cabang Gresik meminta audiensi sekaligus
berencana mengundang secara langsung Bupati Sambari Halim Radianto agar hadir
dalam acara pelantikan pengurus Pergunu yang telah berlangsung di SOR Tri
Dharma PT. Petrokimia Gresik.
Pejabat yang tampak hadir yakni Kapolres Gresik AKBP
Zulfikar Tarius serta Dandim 0817 Letkol Arh Eko Wibowo Kusryanto.
“Kita undang semua pejabat dan Muspida. Termasuk Bupati juga
kita undang. Memang, undangan tidak diberikan secara langsung oleh panitia ke
tangan yang bersangkutan. Tapi, undangan sudah disebar ke kantornya oleh
panitia,”ujar Ketua Panitia Harlah NU ke 86 PCNU Gresik, H Nurhuddin.
Ia mengaku sudah mengecek langsung daftar undangan yang
telah terkirim ke pejabat di lingkungan Pemkab Gresik. Bahkan, undangannya
tercatat di bagian humas panitia.
"Tidak mungkin, kami tidak mengundang bupati. Semuanya
sudah kami undang. Buktinya, Muspida yang lain hadir," tukasnya.
Realitas tersebut memunculkan spekulasi kalau bibit
perseteruan paska pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2010 belum sirna. Sebab,
Ketua Tanfidyah PCNU Gresik, Husnul Khuluq merupakan rival dari Bupati Sambari
Halim Radianto dan Wabup Moh Qosim.
Sebelumnya, Wabup Moh Qosim kepada wartawan mengaku, kalau
dia dan Bupati Sambari Halim Radianto tidak akan hadir dalam acara Harlah NU
ke-86 yang digelar PCNU Gresik itu. Alasannya, tidak menerima undangan
dari panitia maupun pengurus PCNU Gresik.
Terlepas pihak mana yang benar, telah beberapa kali terjadi
perseteruan Bupati dengan PCNU Gresik. Diawal kepemimpinan Sambari-Qosim, PCNU
juga tidak kebagian hewan qurban. Padahal, di era kepemimpinan mantan Bupati
Robbach Ma’sum, PCNU Gresik setiap tahun dapat jatah.
GRESIK – Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Gresik
wadul ke ke Komisi D DPRD Gresik.Mereka mengeluhkan lambannya dana BOS hingga
insentif guru. Pergunu mendatangi DPRD dipimpin Ketua Pergunu Gresik Sururi
dengan sekitar 50 anggotanya.
Mereka diterima Ketua Komisi D Chumaidi Ma’un di ruang paripurna. Sururi mengungkapkan, pencairan dana BOS pendamping APBD Gresik 2012 sudah lima bulan belum direalisasikan hingga mengganggu kegiatan belajar-mengajar. ”Selain dana BOS juga bantuan dana Unas realisasi terlambat.Semuanya itu mengganggu proses belajar-mengajar,” ujarnya. Sururi juga membuka persoalan diskriminasi guru swasta yang mendapatkan insentif, lalu diskriminasi bantuan dana alokasi khusus (DAK) yang bersumber dari APBN.Banyak sekolah negeri yang mendapatkan prioritas, sedang sekolah swasta yang akan mendapatkan DAK justru banyak yang dicoret. ”Seperti di SDNU Trate, SDNU Nurul Islam Kebomas, SDNU Panceng maupun sekolah lainnya,”tutur anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Gresik itu. Keluhan juga disampaikan Nurklolis, salah satu guru dari Menganti. Dia mengatakan masalah BOS dikeluhkan guru madrasah se-Kabupaten Gresik. Disdik dengan berbagai alasan tidak segera mencairkan dana.”Seharusnya pemerintah harus berterimakasih pada sekolah swasta, sebab prestasi yang di capai juga banyak.Makanya, jangan anak tirikan swasta,”ujarnya. Ketua Komisi D, Chumaidi Ma’un mengatakan, pihaknya segera melapor pada pimpinan dewan untuk segera memanggil Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Gresik untuk mengadakan dengar pendapat dalam waktu dekat. ”Sekecil apapun dana yang didapat oleh sekolah swasta adalah sangat berharga untuk kelangsungan hidup sekolah. Kami akan perjuangkan ini agar segera dicairkan,”katanya. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar